Apa yang Menarik dari Istana Negara Malaysia?



Kita lewatkan saja UKM, bis melaju. Abang Am mengisahkan tentang awal terbentuknya kerajaan Malaysia. Jelas ada kedekatan antara Malaysia dan Indonesia terutama Aceh, sejak zaman kesultanan dahulu. Bahkan hari ini sistem pemerintahan Aceh dan Malaysia hampir persis mereka sama-sama menggunakan syariat islam. Rasanya menyenangkankan mendengar kisah Abang Am, tentang sistem kerajaan Malaysia. Ada kebanggaan yang Abang Am sematkan setiap kali menyebut Indonesia sebagai saudara, jelas kami tersanjung dengan kalimat-kalimatnya.

Bendera Malaysia berkibar dimana-mana, tingkat kebanggaan masyarakat akan negeri begitu terasa. Abang Am kembali menjelaskan tentang sistem pemerintahan malaysia yang merupakan negera federal yang memiliki 13 negeri jika di Amerika Serikat Negara bagian. Ibukota negara Kuala Lumpur yang menjadi pusat ekonomi negara melayu ini dengan objek wisata utamanya menara kembarnya yang akan menjadi tujuan kami juga. Sementara Putrajaya menjadi pusat pemerintahan federal. Malaysia dipimpin oleh Raja atau Seorang Sultan seperti Brunei yang dipilih secara bergilir setiap 5 tahun hanya dari 9 Negeri yang diperintah oleh Raja saja yang bisa mengirimkan wakil untuk menjadi Raja Malaysia yang bergelar Sri Paduka Baginda Yang Pertuan Agong. Perdana Menteri yang menjadi kepala pemerintahan, begitulah Abang Am menjelaskan dengan baik. Aku berpikir menyenangkan sepertinya hidup dinegara dengan sistem kerajaan dimasa modern. Aku jadi teringat tentang Majapahit, Kediri, Tarumanegara, Sriwijaya, Samudra Pasai, Surakarta, Ternate, Tidore, dan banyak lagi kerajaan di Indonesia yang pernah aku kagumi di masa Sekolah Dasar dulu.

Bis terhenti, semua diperintahkan turun dengan waktu yang dibatasi karena masih banyak yang harus dikunjungi. Aku mengejar Bang Am,

"Bang sepanjang jalan saya lihat bendera Malaysia terlihat dimana-mana, ditiang lampu jalanan, di area perkantoran, ditempat-tempat umum, bahkan didinding-dinding rest area. Apa karena hari kemerdekaan Malaysia dalam waktu dekat?"

"Tidak, seperti itulah setiap harinya. Meskipun perayaan telah selesai." Aku bangga bisa melihatnya dan merasakan betapa warga negeri ini mencintai negaranya. Hal biasa seperti ini membuat bulukudukku merinding, bentuk cinta mereka jelas terasa. Luar biasa, mengatakan cinta untuk negeri sendiri tidak harus dengan hal-hal besar.

Istana Negara Malaysia tempat Raja Malaysia Tinggal, istana ini dulunya merupakan bekas rumah dagang seorang bangsawan china yang kemudian digunakan oleh Raja Selangor dan di tahun 2011 di resmikan sebagai tempat tinggal Sri Paduka Baginda Yang Dipertuan Agong. Bangunan kuning yang luar biasa megah, mengagumkan kubah yang berlapis emas tersebut. Melambangkan kekayaan dan kemegahan, kami turun berkeliling pada bagian terluar yang boleh dikunjungi oleh para turis, sisanya tidak semua orang bisa masuk ke dalam Istana Negara. 

Komplek bangunan yang sangat luas, aku melihat sesuatu yang berbeda disini. Orang dari berbagai negara berkumpul dan berbaur menjadi satu, para bule lalu lalang, orang india, pakistan, atau bangladesh aku tak tahu mereka dari mana karena tidak bisa membedakan karena wajahnya mirip-mirip silih berganti berpapasan, serta orang melayu pada umumnya. Semua ada disini mereka yang berkulit hitam. putih, sawo matang, semua ada disini.

Paling utama yang membuat hati sejuk ketika melihat perempuan-perempuan China menggunakan pakaian muslimah yang tertutup rapi. Ini yang belum pernah aku jumpai di Indonesia terlebih di negara sendiri orang-orang sedang sensitif terhadap orang china karena perbuatan salah seorang publik figur yang menistakan agama Islam. Jika semua sedamai ini apalagi yang hendak kita ributkan, menyenangkan. Aku terpesona! Sudahlah mereka terlalu menarik untuk terus dipandangi, semakin lama memandang akan jadi dosa. Secukupnya saja, tapi sungguh aku terkesima.

Wisatawan hanya bisa menikmati istana pada bagian terluarnya saja, tidak bisa masuk. Dari luar pagar saja, bukan masalah karena istana negara ini tetap jadi objek foto yang menarik, 

"Bandung Foto, Bandung, Bandung." Panitia kembali berteriak, kami membentang spanduk berukuran 3x1 dari Abu Nawas Travel, kali ini tidak semua berkumpul karena sebagian langsung asyik dengan selfie mereka. 

para pengawal kerajaan menjadi salah satu pusat perhatian dia menjadi objek foto paling di gemari para pencari gambar, karena menjadi favorit untuk berfoto dengan mereka harus antri. Aku yakin siapapun yang datang ke sini pasti akan menyelipkan satu saja gambar  bersama sang pengawal ke dalam memori handphone dan kamera mereka karena para pengawal ini menjadi daya tarik tersendiri. Sistem pemerintahan Malaysia tampaknya menganut pada sistem pemerintahan kerajaan Inggris karena malaysia merupakan wilayah bekas jajahan Inggris dan menjadi negara persemakmuran Britania.  

Para pengawal tersebut memiliki nama yang gagah dan menarik untukku para pengawal yang berdiri menjaga dengan senapang ditangan Batalion Pertama Rejimen Askar Melayu Diraja (RAMD), lalu pengawal berkuda yang sangat mirip dengan para pengawal istana Buckingham dipaggil sebagai unit 21 Skuadron Istiadat Berkuda (21 SIB) di bawah naungan markas 12 Briged, yang mengkhususkan penugasan sebagai pengawal Istana Negara. Pengawal Skuadron Istiadat Berkuda lebih dijadikan sebagai daya tarik untuk para wisatawan seperti kami. 

Lelah berfoto aku mencari tempat nyaman untuk melihat suasana. Didekat bis kami terdapat sebuah tempat duduk melingkar bagian belakangnya tanaman hias yang rindang. Rian ikut bersamaku, disusul zema, lalu para panitia yang terdiri dari Ajay, Rizky, dan Firza  mengambil sisi bagian lain mereka membuat video promosi untuk mahasiswa baru untuk bergabung dengan komunitas mereka bertemakan Istana Negara Malaysia. 


Ada sisa jajanan ketika kami berhenti di pom bensin untuk buang air dan jajan, sebungkus kacang atom dan sebotol air mineral menemani kami dalam lamunan memandangi istana negara dengan kemegahannya. Kami tidak banyak bicara hanya menguyah dan terus asyik dengan pikiran masing-masing. Wisatawan yang beragam jadi hal baru bagiku, luar biasa bisa datang ke tempat ini. 


"Ayo!," Bang Am memberi kode untuk menyelesaikan lancongan di Istana Negara. Panitia dan Adi langsung mendatangi para peserta untuk menyegerakan kekaguman mereka dan kembali ke bis agar pak Cik tidak kembali marah karena keterlambatan kami.

Komentar

Postingan Populer