Bogor: 8 Sahabat Dalam Tawa

Teh selalu jadi menu gua pagi hari,  sejak semalam gua sudah dirumah irul. Pagi ini rencananya gua, irul, okky, anggay, ridwan, adi, badri, dan novita akan berangkat ke jungleland sentul untuk liburan atau sekedar kumpul-kumpul setelah sekian lama tidak bertemu sejak masa kuliah selesai.
Sudah beberapa hari gua tidak pulang untuk mengurusi lapak buat counter baru yang masih harus dirombak. Menyeruput teh pagi buatan mamanya irul serta nasi uduk bersama irul dan okky sebelum berangkat, lumayan gratisan. Adi, ridwan, dan badri sudah saling melempar tanya posisi saat ini. Seperti biasa anggay dengan santainya belum ada kabar, dia selalu seperti ini sudah biasa.
Usai sarapan dan mandi, kami bertiga langsung menuju rumah pemilik mobil yang akan disewa, salah seorang teman irul. Apv untuk 8 orang siap kemudian berangkat menuju lokasi janjian bersama yang lainnya distasiun tanjung barat. Sambil jalan menjemput yang lain irul meluapkan perasaannya yang beberapa waktu terpendam yaitu kasus putus cintanya dengan kekasih yang pernah pergi travelling bersama kami selama 4 hari ke bromo.
Padahal seharusnya kisah mereka berakhir manis tapi cinta siapa yang tahu akhirnya? Cinta siapa yang paham alur kisahnya, tugas kita hanya menerima. Cinta itu memang akan selalu berakhir dengan tangis jika tidak ditinggalkan maka meninggalkan.
Di halte tanjung barat, adi, ridwan, badri sudah menunggu, tapi novita belum datang. Mereka masuk ke dalam mobil,
"novita mana?" tanya Irul pada mereka bertiga. Mereka saling memandang,
"oke biar gua telpon." inisiatif adi. Tapi tidak ada respon dari novi.
"biar gua liat keluar." Ridwan keluar dari mobil menuju halte lagi. Lima menit dengan handphonenya menghubungi novi, novi muncul ini dia pemeran utamanya si pemegang tiket diskon jungleland.
Kami berangkat, selanjutnya adalah stasiun lenteng agung. Anggay, ya tinggal anggay yang belum ada disini. Jalur yang kami lalui lancar tanpa kemacetan hingga stasiun. Rumah anggay 15 menit dari stasiun, seharusnya dia sudah disini jika nemang menyimak percakapan di grup whatsapp. Supaya tidak saling tunggu dan menghemat waktu. Tapi kenyataannya anggay belum muncul. 
Sudah 20 menit kami menunggu didepan indomart seberang stasiun lenteng agung anggay belum datang. Seperti biasa sambil menunggu kedatangan anggay kami isi dengan obrolan ringan penuh canda tawa. Kali ini irul kena lagi,
"rul emang udah putus ya? Perasaan kalian cocok banget. " Gua memancing obrolan, dengan meledek irul yang sebelumnya curhat.
"emang bener rul putus?" Diikuti beberapa yang lain, jadilah seisi mobil riuh oleh cerita putus cinta khairul Mudatsir.
"udah-udah, sekarang gini kalau anggay datang semua diem ya. Kita liat siapa yang bakalan disalahin. Tunggu kalimat pertama yang muncul dari mulutnya." Ide Irul. Semua tertawa mendengar ide ini, semua itu karena kebiasaan Anggay datang telat, berleha-leha dengan janji, lalu menyalahkan sesuatu yang menghambat atau menggagalkannya rencananya. Padahal dirinya sendiri yang menyebabkan keterlambatannya atau kegagalan suatu rencana.
"oke-oke sekarang semua puas-puasin ketawa nanti kalau dia dateng jangan ada yang ketawa. Tungguin aja comentnya." Adi menambahkan agar rencana jadi matang. Kami kembali tertawa sepuasnya, sembari membayangkan ekspresi kocak wajah anggay nanti yang pasti akan menyalahkan sesuatu atas keterlambatannya.
Setelah 35 menit akhirnya Anggay muncul, kami semua diam tanpa suara sebenarnya menahan tawa. Anggay dengan senyum mesem-mesem masuk kemobil duduk dikursi belakang bersama gua dan irul. Personil lengkap kami berangkat. Didalam mobil anggay hanya diam sambil sesekali tersenyum bersalah bikin gua tidak bisa menahan tawa, gua memberikan lirikan tajam menyalahkan keterlambatannya.
"lu liat nggay lirikannya." Irul memancing Anggay untuk melihat  gua.
"Iya rul gua gabisa bertingkah sekarang. Gua emang telat, gua salah. Dari pada gua diserang ama anak bodoh ini." Sambil menjitak kepala gua beberapa kali. Gua masih menahan tawa dengan sikap dia, sambil kembali melirik sinis menyalahkannya.
"macet banget gara-gara emak-emak dipasar tadi. Tau ngapain tuh emak-emak pagi-pagi ngegerombol dipasar bikin macet aja." Akhirnya muncul juga kalimat yang kami bicarakan. Semua tertawa mendengarnya,
"haha haha emak-emak disalahin. Ya jelas lah dia belanja sayur." Adi tidak tahan menahan tawa. Guapun sama,
"Ah ngibul aja lu nggay, telat-telat aja lu. Gausah banyak alasan." Gua mulai terpancing.
"sumpah dah, nih liat photonya. Gua ma jujur macet bingits gara-gara emak-emak." Anggay menghindar lagi sambil menunjukkan photo ibu-ibu yang ramai dipasar lenteng sehingga menghalangi kendaraan lalu lalang.
"Itu mah di google juga banyak. Paling lu ambil digoogle." Irul mematahkan lagi alasan Anggay.
"Serah dah kalau ga percaya ma..." Anggay menyerah. Kami kembali tertawa riang, sambil terus membully Anggay karena keterlambatannya. Selain hari ini, setahun yang lalu. Saat pernikahan baraba Anggay dan irul juga melakukan hal sama bahkan lebih parah. Saat itu gua,  Adi, Afu, Irul, dan Anggay menyusun rencana untuk berangkat ke cirebon menghadiri pernikahan Baraba. Sehari sebelumnya gua sudah berangkat, agar tidak terlalu buru-buru.
Di hari H, adi yang selalu tepat waktu dan Afu yang selalu menepati janji sudah berada di stasiun pasar senen untuk berangkat. Kami saling memanggil di Grup whatsapp, kereta akan berangkat jam 7.15, sedangkan jam 6.30 Anggay dan Irul belum ada kabar. Gua bertiga mengira Anggay dan Irul pasti sedang dijalan karena tak sempat membalas Whatsapp, ternyata saat waktu tersisa 25 menit irul memberi kabar jika dirinya baru saja bangun tidur dan tidak mungkin sampai tepat waktu. 25 menit dari kampung rambutan ke stasiun pasar senen tidak mungkin cukup ditambah lagi hari ini hari kamis, hari kerja yang jelas ibukota masih digenangi oleh kemacetan kendaraan. Oke satu orang gagal berangkat, tinggal Anggay kami masih mengira jika Anggay akan sampai tepat waktu.
"Nggay tiketnya gua tinggallin di petugas pintu masuk, kalau lu sampe langsung aja ke pintu masuk minta tiketnya. Gua sama Adi masuk duluan. " tulis Afu di grup whatsapp saat waktu hanya tersisa 5 menit. Keyakinan jika Anggay akan sampai masih tersirat dihati kami masing-masing.
Kereta pun berangkat, Anggay belum ada kabar. Ketidak hadiran irul buat gua kecewa karena kami berlima adalah musuh baraba di kelas setiap kali ada diskusi masalah apapun. Kata "Musuh" disini kami gunakan hanya untuk candaan untuk sahabat kami yang satu ini, karena mementahkan pendapat dia akan menimbulkan diskusi superpanjang. Baraba sangat kuat dalam mempertahankan pendapatnya. Makanya kami harus berlima untuk mampu melawan argumen-argumennya.
"waduh sorry banget semuanya, gua baru bangun. Tapi gua bakalan berangkat siapa tahu bisa masuk dikereta selanjutnya." Kereta sudah berangkat dengan santainya Anggay muncul di grup mengatakan hal ini. Mereka sudah cuti kerja karena saat itu hari kamis.
Lupakan keterlambatan parah anggay setahun yang lalu, kita kembali lagi. Kami berangkat menuju arah kelapa dua, ke pasar PAL lalu menuju juanda kami berjumpa beberapa kemacetan karena banyak kendaraan yang putar balik di pasar PAL dan Cisalak. Lalu kami masuk ke TOL menuju sentul. Ada satu kecelakaan yang membuat kemacetan di TOL, sebuah truck yang mengangkut pisang terbalik, seluruh isinya tumpah. Para petugas membantu merapikan,
"liat tuh yang matengnya pindah ke mobil petugas." Adi menunjuk kelakuan petugas yang menyisihkan pisang yang sudah kuning dan matang ke mobil mereka. Sempat-sempatnya! Kami tertawa mendengar kalimat gerutuan Adi. Setelah jalur Accident itu perjalanan kami kembali lancar.
"Kemana lagi nih jalannya?" Okky yang kebagian tugas menyopiri bertanya.
"keluar aja dulu ki. Nanti kita cari jalannya." Balas Adi.
"Wah payah nih yang pegang google maps." Anggay mulai berani bersuara. Keluar TOL ternyata kami salah ambil jalur malah masuk ke sebuah komplek, tapi tetap bisa lolos dan keluar ke arah jalan babakan madang.
"kanan-kanan" Perintah Adi.
"Kemana lagi nih. Ini emang bener kekanan di?" Tanya gua.
"Benerlah. Masa google masih mau lu salahin." Gerutu Adi.
"Eh jangan salah lu, kalau ama Anggay Googlenya yang salah Anggaynya bener." Gua masih melanjutkan proses membully Anggay. Diikuti tawa yang lain. Anggay hanya diam sambil ikut tertawa kecil. 
"untung gua salah, jadi biarin dah gua dibully." Dengan pasrah Anggay mengambil posisi rebahan.
Jungleland akhirnya terlihat,
"Kiri ki, kiri." kata Adi. Okky sebelumnya ingin mengambil arah kanan yang seketika langsung berubah ke kiri. Alur mobil kami bergerak lucu. Belum selesai disitu okky mau ambil jalur tengah tapi langsung berubah ke kanan tempat dimana ada penjaga parkir masuk sudah menunggu. Kami tertawa karena kebodohan ini, melihat kebodohan kami si penjaga parkir menerima kami juga dengan senyum mesem-mesem yang membuat kami semakin tergelak tawa.
Akhirnya sampai juga, kami langsung menuju pintu masuk. Berphoto selfie dibola yang bertuliskan jungleland untuk menjadi kenangan.
"Putra lu ga kena." kata ridwan.
"Biarin aja kalau irul bae ma, dia punya perasaan." Balas gua, karena gua ada di bagian paling belakang ditambah lagi postur gua yang kurang tinggi saat photo selfie.
"Coba liat. Beneran put, muka lu dapet dikit doang." Ridwan menambahkan lagi. 
"ayo put photo ulang" ajak irul.
Gausah rul?, gua ma ikhlas ko." Dengan nada ngambek candaan gua melengos. Novita dan ridwan ke loket membeli tiket. Kami langsung menuju pintu masuk.
Sampai kami pada permainan pertama, air race, permainan pesawat kecil yang muat untuk 4 orang lalu diputar dengan desain mirip baling-baling helikopter. Gua pernah melihatnya di dufan, menyeramkan gua tidak berani naik. Sebelumnya irul harus menanggung malu, habis sudah irul hari ini setelah kena ceng-an karena baru putus kini baru masuk dia harus menanggung malu lagi. Sepasang kekasih dengan baju couplenya tampak menarik mereka tampan dan cantik. Baju reglan orange dengan lengan hitam bertuliskan 'Goodhers' dibagian depannya. Tidak ada yang salah dengan sepasang kekasih itu, tidak ada yang salah juga dengan irul. Tapi yang jelas salah adalah baju irul dan sepasang kekasih itu tak ada bedanya. Kami semua tidak ada habisnya tertawa bahkan Adi, Anggay, okky, dan ridwan yang sudah masuk ke wahanapun menyadari hal tersebut. Irul jadi salah tingkah.
"Makanya beli baju jangan di pasar malem. Jadinya kaya ginikan. Harusnya lu ikutan rul, terus gandeng cewenya." Gua makin membuat irul jadi salah tingkah.
"Belinya kodian kali mas." Waduh laki-laki disebelah irul yang tidak kami kenal ikut mengomentari baju irul, sambil berlalu ia tersenyum dengan gelinya. Kami hanya bisa tertawa riang tidak ada habisnya melihat ekspresi wajah irul. Gua mengambil tempat disisi wahana untuk mengambil gambar dan video teman-teman. Pesawat yang tampak seperti mainan anak ini ternyata memang mengerikan ada tiga titik putaran dimana semua titik berputar bersamaan 360 derajat, bagi yang memiliki penyakit jantung seharusnya memang tidak mencoba wahana ini.
Wahana kedua kami tuju adalah disk'o, sayang tidak satupun dari kami yang mau naik. Setiap kali diajak naik gua menjawab,
"sorry gua punya sakit jantung." sambil tersenyum menghindar.
Kami berjalan lagi ada rumah hantu, seumur hidup gua belum pernah masuk ke rumah hantu. Bolehlah untuk kali ini gua mencobanya, tapi tangan gua terus mengikuti pundak adi. Kami berenam masuk kecuali novita dan irul. Setelah masuk gua lebih banyak memejamkan mata sambil sesekali melirik, rasa takut yang muncul itu karena banyak teriakan dari pengunjung lain. Bukan karena rasa takut melihat sekeliling. Menggunakan kereta yang jalan perlahan, kami mengalir di rel berputar-putar melihat boneka-boneka hantu yang menyeramkan disertai iringan musik yang membuat jantung berdebar-debar. Ternyata teriakan tadi mungkin karena sugesti menyeramkan yang ada dalam diri pengunjung lain ditambah oleh keadaan ruang gelap serta tampilan rumah hantu buat mereka terus berteriak ketakutan.
Selanjutnya kami mau mencoba Daytona wahana mobil-mobilan untuk bertualang mengitari taman luas, irul sudah naik lebih dulu bersama novita. Mobil kecil yang hanya muat bagi dua orang ini terlihat aman karena ada rel yang mengiringi agar tidak keluar jalur. Antrian yang ramai, buat kami mengurungkan niat lebih memilih ke tukang es kelapa menghilangkan dahaga.
"berapa mas?" tanya okky untuk segelas es kelapa yang pemanisnya susu.
"16.500 mas. Berapa gelas?" gua, angga, adi saling melirik. Satu pikiran, jika boleh bicara,
"Mahal banget ini es." begitulah isi hati kami masing-masing bicara.
"satu mas." okky tetap pesan.
"saya juga satu mas." Gua menimpali. Dua gelas es kelapa seharga 16.500 untuk empat orang. Lumayan daripada tidak terisi apapun tenggorokan yang kering karena terik. Kami langsung mencari tempat duduk,
"pajaknya ini yang mahal, 300% kali pajak buat es kelapa." Kalau diluar 16rb sudah dapat 3 atau 4 gelas es kelapa.
"ayo kita coba mainan yang itu." wahana Discovery yang berbentuk seperti bandul raksasa, ridwan melangkah maju bersama adi, okky, dan anggay.
"ayo put ikut." ajak Anggay
"sorry gua ada sakit jantung. Jadi gua cari yang santai-santai aja wahananya." dengan wajah memelas gua berpaling, mereka langsung masuk dan gua ke sisi wahana kembali mengambil gambar dan membuat video. Mereka berayun-ayun sampai 180 derajat dengan ketinggian 20meter, putaran ditempat sendiri 360 derajat.
Ridwan dan adi menunjukkan imajinasi kocak mereka yang seolah-olah jadi superman. Okky lebih banyak menutup mata, anggay terlihat mual. Ekspresi lucu wajah mereka buat gua disisi wahana terus tertawa.
"Allah hu akbar," Sesekali teriakan okky terdengar. Sensasi yang luar biasa dari wahana ini buat okky bertakbir. Sekitar 3 menit mengayun mereka turun, kami langsung duduk untuk istirahat okky tampak sangat lelah. Novita mengajak kami untuk cari makan siang diikuti oleh anggukan yang lain.
Kami keluar menuju KFC, tangan kami di beri cap. Agar bisa masuk kembali, tiga meja kami gabung jadi satu. Semua asyik menyantap makan siang, mengisi tenaga dulu untuk melanjutkan lagi menikmati wahana-wahana yang belum kami nikmati.
Gua berjalan lebih dulu dan yang lain mengikuti lagi-lagi hal bodoh gua lakukan, pintu masuk untuk pengunjung baru dan pengunjung yang mau masuk lagi itu berbeda. Gua memilih pintu paling kiri diikuti yang lain sesaat kemudian ditegur oleh petugas.
"mas itu untuk pengunjung dengan kereta bayi. Masnya tiket baru apa mau masuk lagi? Kalau mau masuk lagi ambil pintu paling kanan." Gua merasa bodoh lalu melangkah sesuai instruksi.
"roller coaster lah, ayo." Ajak Okky, kami semua melangkah.
"tapi coba bianglala dulu. Ingat kaya jaman gua kecil dulu." Gua mengalihkan ke bianglala dulu.
Kami berdelapan masuk, satu lokal untuk empat orang. Novita dan badri asyik foto selfie dan buat video dari ketinggian, gua asyik melihat sekeliling, irul juga mengambil gambar dari ketinggian. Ini tinggi sekali, bianglala yang sangat tinggi. Selain ini kedua kalinya gua naik biang lala tinggi setelah dufan. Sejak kecil gua suka naik 'kincir angin' pasar malam begitu gua menyebutnya waktu kecil, tapi tidak sebesarnya ini. Luar biasanya gua bisa melihat ketinggian dari sini.
Wahana selanjutnya yang hendak kami tuju Harvest Time, roller coaster tapi disela-sela melangkah mata kami dibuat tertarik oleh bombom car, wahana bumper car bagi orang dewasa dengan syarat masuk minimal tinggi 135cm. Kami antri cukup panjang, bumper car jadi salah satu wahana favorit pengunjung keliatannya.
"satu orang lagi mas, satu lagi." Ujar penjaga pada kami berdelapan yang sedang antri.
"kami bareng aja mas berdelapan, ayo yang mau duluan, duluan aja kami mau bareng-bareng nanti." Seorang pria usia 30 tahun mengacungkan jari menerima tawaran dari gua. Sampai tiba giliran kami, baru kali ini seumur hidup gua mencoba permainan ini, jika tidak bersama mereka mungkin gua tidak akan pernah mencobanya. Gua memilih naik satu mobil dengan Adi, kami ada yang berdua ada yang sendiri.
Durasi permainan mungkin 3-4 menit, bel dimulai berbunyi. Adi yang mengendarai bom bom car bersama gua, sempat kesulitan diawal perlahan adi mulai lancar. Keseruanpun dimulai, jantung gua berdebar ketika seseorang menabrak mobil kami.
"di ngindar di ke tempat sepi di. Turunin gasnya di,  ketempat sepi di." Tapi adi tak acuhkan gua,  dia mengincak pedal gas semakin kencang dan tak berarah,  menabrak sana-sini. Ini benar-benar rusuh, beberapa kali adi menabrak Ridwan, membuat ridwan terhentak kaget mungkin. Ini terasa lama, gua terus berteriak agar adi menghindari tabrakan karena memberi gua efek kaget. Jantung gua dibuat terus berdebar sampai akhirnya selesai juga. Kami semua tertawa girang menikmati permainan ini,
"siapa tadi yang nabrak gua dari belakang. Sakit leher gua." Celetuk ridwan.
"Adi, adi wan. Udah gua suruh minggir malah nabrak-nabrakin orang." Adi tertawa girang, diikuti ekspresi pura-pura marah ridwan yang akan memukul Adi karena tabrakan tadi.
"oke sekarang langsung ya roller coaster. Semua wajib naik awas kalau ga naek. Wajib naik semua." Ancam ridwan, roller coaster wahana yang sebenarnya paling gua hindari. Kami sampai kemudian kembali antri. Tiba giliran kami, kami harus sedikit memaksa irul. Novita dan irul baru mencoba Daytona dan bumper car, Badri baru rumah hantu dan Bumper car. Kini saatnya semua mencoba roller coaster yang diberi nama Harvest Time disini.
"Lima orang lagi mas, ayo lima orang lagi." penjaga memanggil kami yang sedang antri,
"Ayo mba duluan aja, kami mau naik berdelapan, duluan aja." Kami memberi jalan pada empat wanita dan satu pria diantrian belakang kami, setelah okky memberi tawaran.
Oke ini pertama kalinya juga gua naik roller coaster, main ke dufan gua menghindari wahana ini juga. Harvest time i'm coming, ini untuk pertama kalinya. Keseruan ini sulit akan terulang, pergi berdelapan menghabiskan banyak waktu bersama diakhir masa kelulusan kuliah mereka, karena gua masih harus ngulang setahun lagi. Gua menahan buang air kecil, ketika duduk dibangku nomor dua dari depan, anggay dan adi memilih bangku paling depan, gua duduk dengan okky.
Sejak pertama meluncur gua sudah berteriak dan tiada hentinya gua berteriak rasanya seperti dibolak-balik dan gua serasa akan jatuh. Haduh! Kesadaran rasa-rasanya telah hilang, untuk pertama kalinya. Harvest time memelan putaran pertama selesai dan lagi, gua kembali melengkingkan teriakan yang benar-benar bebas. Rasanya bebas, gua bahagia walau cukup menakutkan. Menyenangkan!! Ternyata ini sangat menyenangkan.
Kaki gua gemetaran setelah turun, gua mengambil kacamata ditempat penitipan kemudian menuju kamar kecil.
"Eee.......  salah itu buat cewe, cowo kesini." Ini efek roaller coaster tadi, gua belum sadar betul. Untung adi menarik tangan gua.  Buang air kecil, kemudian gua basuh muka agar lebih rileks, yang lain tersenyum melihat gua keluar dari kamar kecil dengan wajah yang masih pucat.
"Ayo sekali lagi kita coba hysteria, setelah itu kita langsung pulang." Jika dufan punya hysteria, disini dinamakan Mega Drop. Kami menuju kesana, sebelum sampai. Gua pernah mencoba hysteria dan tahu rasanya. Ingin menghindar tapi tak bisa.
"eh coba yang itu aja dulu." gua mengalihkan mereka lagi ke hydrolift, permainan air. Antrian panjang tidak menghalangi kami, karena ada rasa penasaran.
"dua orang lagi, dua orang." Ini untuk ketiga kalinya kami memberi kesempatan kepada orang lain agar kami bisa naik bersama.
"Bagi yang punya penyakit jantung, sebaiknya tidak mencoba." saran penjaga,
"Bang ini basah ga?"
"sedikit."
"bang kalau yang punya penyakit koreng gimana?"
"jangan nanti menular melalui air."  penjaga setengah bercanda menjawab.
"kalau basah saya takut ketampanan saya luntur om." kami saling menimpali candaan dengan si penjaga. Celetukan gua disambut tawa beberapa yang lain. Wahana ini berisi enam orang dengan tempat duduk melingkar pada sebuah tempat berbentuk mangkok besar. Sesaat semua biasa saja kami mengalir dan berputar pelan diatas aliran air cukup deras. Kami terhenti dibagian ujung yang buntu. Layaknya lift kami diangkat ke atas, sensasi mulai terasa gua mendekap erat pegangan yang terdapat dihadapan gua, perlahan naik dan sampai dari luar tadi ini terlihat seperti seluncuran dengan kelokan tajam dibeberapa titik hingga kebawah. Wuuuuuuu wuuuuuu yeaaahh!! Gua berteriak sekuat-kuatnya karena putarannya begitu kencang dan terus menghempas bagian-bagian dinding seluncuran ini, hydrolift yang nampaknya biasa saja ternyata memberi sensasi yang hampir sama dengan roaller coaster. Menyenangkan, sangat menyenangkan. Adrenalin gua terpacu, sesaat bisa membuat lupa akan segala beban yang sedang mengisi hati. Tentang kuliah yang berantakan, toko aksesories yang belum berjalan, atau masa depan yang belum tampak juga arahnya di usia 24. Gua lupa akan semua itu sesaat.
Cipratan air mengenai pakaian irul, gua hanya kena sedikit dibagian celana. Terkadang kita memang harus menantang diri mencoba hal baru, untuk mendapatkan pengalaman baru. Ketakutan mencoba hal barulah yang selalu menghalangi kita untuk masuk pada dunia baru, pada dunia perubahan. Dunia yang tidak mudah orang lain pikirkan, kita hanya perlu mencoba untuk tahu rasanya, lalu mengerti cara mengatasinya. Gua mencoba permainan baru tahu rasanya dalam ketakutan, kemudian berteriak untuk mengatasi perasaan itu tanpa batas.
"oke next buat yang terakhir, hysteria. Berenam naik semua ya. Ayo wajib naik. Abis ini kita langsung pulang" Anggay memaksa kami.
"Ayo rul naik buat yang terakhir abis ini, balik dah. Udahan kita. Langsung nonton warkop DKI reborn dah." Sekarang sudah pukul 15.30, kami masih punya banyak waktu sampai malam nanti. Jadi kami putuskan untuk melanjutkan acara nonton bareng film yang sedang populer, film luar biasa terbaru mengenang para legend film indonesia Warkop DKI reborn. Pemerannya juga para aktor terbaik tanah air ada abimana sebagai dono,  tora sebagai indro, dan vino sebagai kasino.
Ternyata irul memang sudah menyerah, gua masih punya sedikit nyali yang tersisa ikut bersama mereka berempat, okky yang sempat menolak akhirnya ikut juga. Kami berlima antri lagi, dan lagi, hanya butuh 3 orang tambahan untuk mengisi tempat kosong. Kami kembali mempersilakan pengunjung lain untuk duluan. Kami kembali menunggu agar bisa naik bersama. Jantung gua berdebar, rasanya gua ingin menghentikan niatan untuk naik Mega Drop yang mencapai ketinggian 38meter. Kita akan dibawa ke ketinggian itu kemudian dibuat seolah-olah jatuh. Perlahan gua ingin kabur meninggalkan tempat menunggu menuju pintu Exit. Tapi ridwan menyadari dan kembali menarik gua.
"Bang ini berapa menit?" Gua berteriak kepada penjaga yang mengendalikan mesin. Dia hanya menjawab dengan mengangkat jarinya yang mengatakan 3-5 menit.
"Oke yang paling cepet aja bang,  jangan yang lama. Kalau perlu yang semenit aja." Si penjaga tertawa mendengar ocehan gua. Giliran kami tiba, seorang bocah wanita yang gua tanya mengatakan jika wahana ini biasa saja, tidak menakutkan. Tetap saja jantung gua berdebar.
Gua memilih posisi duduk ditengah antara anggay dan adi, takut malu karena gua tau gua pastikan akan berteriak sepanjang permainan ini. Gua tidak ingin dekat dengan pengunjung lain.
"mau yang cepet apa lama." gua jelas menjawab cepat tapi Adi, anggay, ridwan berteriak lama, begitu juga pengunjung lainnya. Kemudian kami langsung terangkat ke atas, dihempaskan kebawah, kembali ke atas dihempaskan lagi ke bawah begitu seterusnya. Suara gua habis untuk berteriak sekeras-sekerasnya, gua melihat anggay dan adi hanya tertawa riang seperti biasa bahkan anggay sempat menjitak kepala gua. Gua masih tidak bisa tenang berkali-kali dinaikkan dan dihempaskan lagi begitu seterusnya hingga lima menit atau lebih. Gua tidak henti-hentinya berteriak sambil. Menikmati pemandangan dari ketinggian, menyenangkan juga. Ini menyenangkan, jantung memang berdebar tapi ada sebuah kepuasan. Gua senang, terimakasih teman-teman untuk hari penuh tantangan ini. Gua bisa menantang diri gua yang terlalu pengecut ini mencoba apa yang gua takutkan. Gua berhasil melewati beberapa ketakutan. Gua puas!!
Kami keluar dengan perasaan lega menuju sebuah stand minuman, memesan beberapa botol minuman dingin bersantai sambil menunggu irul,  badri, novita yang belum muncul. Hari ini memang tidak semua wahana kami datangi tapi kebersamaan ini, persahabatan ini, semoga memberi kesan luar biasa, dan abadi selamanya. 'Seribu teman terlalu sedikit, satu musuh amatlah banyak' Kata-kata ini membuat gua tak ingin memiliki musuh, siapapun ingin gua jadikan teman, teman, dan teman. Semua jadi teman iya teman.
Keakraban kami terus berlanjut sampai pintu keluar, kami saling menunggu untuk jalan bersama mengambil beberapa gambar sebagai kenangan dengan kamera handphone dengan cara selfie agar semua terlihat ada disini, bersama, hari ini. Nampak wajah-wajah lelah, tapi ada kebahagiaan tersembunyi di hati kami masing-masing untuk moment yang tidak setiap waktu ini.
"Pir nanti kalau ada mesjid kita berhenti ya." Gua mencandai okky yang gua panggil supir karena hari ini dia yang menyupiri kami. Masih tersisa banyak tawa diwajah lelah kami.
"siap tuan," jawab okky dengan senyuman seperti sedang bicara pada majikan.
Kami pulang, ternyata hanya 300 meter dari pintu keluar ada masjid indah yang bisa kami singgahi. Gua tidak tahu apakah kami lalai atau tidak, gua suka bertanya dalam hati tapi belum juga sempat menanyakan pada ahli tentang menjamak shalat saat kita sedang berlibur. Waktu sudah menunjukkan pukul 15.57, kami menjamak shalat lalu melanjutkan perjalanan sekitar 20 menit ke Bellanova Mall untuk nonton film yang sedang booming.
Tiket bioskop cukup terjangkau dihari weekend, hanya 35rb untuk 1 tiket. Gua mengantri tiket untuk 8 orang, okky yang memilih tempat duduk. Antrian tiket lumayan panjang yang luar biasa adalah 3 teater yang terdapat di bioskop ini seluruhnya diisi oleh film Warkop DKI reborn dan selalu terisi penuh kami saja kebagian jam 18:15, padahal pada jam 17.10 ada pemutaran tapi seluruhnya habis terjual. Ada satu kebanggan yang tersirat didalam diri film dalam negeri kini mampu menggeser film-film asing dalam pencapaian jumlah penonton. Gua bangga menjadi bagian dalam memeriahkan pencapaian ini. Okky merobek tiket untuk mengacak tempat duduk kami. Badri sejak tadi tampak bad mood karena ini malam minggu, dia ada janji dengan pacarnya sejak tadi dia merengek agar tidak nonton dan langsung pulang atau nonton tapi jangan film ini karena dia ada rencana ingin nonton film yang sama dengan pacarnya sedang kami para jomblo cuek saja.
Ternyata anggay juga menunjukkan wajah yang sama, irul memberi tahu gua jika dia sudah janji dengan seorang gadis jam 20:00 malam ini, tapi kami tidak mungkin sampai rumah jam segitu, minimal pukul 22:00 adalah waktu normal yang mungkin masuk akal untuk sampai dirumah anggay. Gua melihat anggay yang sedang bersender didinding sambil lesehan bersama yang lainnya karena semua bangku diruang tunggu sudah terisi oleh yang lain.
"Nggay, sorry banget ini, gara-gara gua lu ga jadi ketemuan. Sorry banget nggay." dengan ekspresi wajah gua penuh keseriusan dan penyesalan.
"yaudah kalau lu mau balik gua pesenin Go-jek nih." Gua melanjutkan penyesalan gua.
"Serius nih, lu yang bayar ya! Tapi ini udah beli tiket" anggay mengangkat tubuhnya yang tadi bersender.
"Iya tapi lu tinggalin duit gocap disini bakal gua makan ntar, haha haha." Gua tertawa jahat berhasil mengerjai anggay
"Jahat banget lu tra." badri yang berada disebelah gua protes.
"Iya gua emang jahat soalnya kalau kita bae nanti sekalinya jahat orang bakal tetep inget satu kejahatan kita doang.  tapi kalau kita jahat sekali berbuat bae orang bakal liat ternyata kita masih memiliki sisi kebaikan." Tapi ini jangan ditiru, ini pendapat yang salah. Lebih baik jadi orang baik kemudian seterusnya berbuat baik, jika salah maka itulah diri kita manusia yang tidak sempurna. Badri menunjukkan sisa-sisa tawanya ditengah keBT-annya.
"Cari makan aja yuk sambil nunggu." Anggay mengajak yang lain. Novita dan yang lainnya berdiri memberi tanda setuju. Kami turun ke lantai bawah untuk cari makan. Okky berhenti di satu tempat, yang berisi dengan berbagai macam mainan mulai dari robot-robotan hingga clash of clans.
"Udah-udah nanti om beliin, disana juga banyak. Ayo jalan, nanti om beliin." Gua berakting seolah menjadi om yang membujuk dan menyeret keponakannya untuk pergi dari toko mainan, okkypun mengerti dengan permainan ini dia merengek seolah jadi anak kecil. Riuh tawa menyertai langkah kami, begitu juga dengan si penjaga toko mainan. Langkah selanjutnya okky ingin berpaling karena masih penasaran gua kembali menarik bajunya untuk terus jalan ke depan ketujuan kami tempat makan.
Sesi jalan-jalan membuat gua tidak ingin berhenti tertawa karena dalam kesendirian itu tidak akan memberikan tawa yang bebas, tawa tanpa beban, atau kesenangan yang ikhlas. Kami mencari meja, kecuali anggay yang langsung pesan makanan. Setelah meja tertata untuk 8 orang, gua menuju tempat anggay memesan makanan yang sudah lebih dulu ada irul dan adi yang sedang asyik memilih menu. Gua datang kemudian menyerobot untuk melihat menu.
"Sop ada mbak?" gua melemparkan tanya pada pelayan yang manis itu.
"Sopnya abis mas,.." katanya dengan sedikit sesal.
"What's?" Setengah berteriak gua memegang kepala dengan kedua tangan seperti seseorang yang tak percaya atau menyesal lalu berpaling seperti dalam film-film. Si pelayan tertawa geli melihat ekspresi gua. Kemudian gua menghampiri stand lain, mencari sop. Kebetulan belakangan ini gua tidak boleh sembarang makan karena sedang sakit.
"mbak pesen sopnya ada?" Tanya gua pada stand penyedia makanan betawi.
"Ada mas." Irul, adi juga ikut kemari.
"oke saya pesan sop kambing, kuahnya bening." lanjut gua.
"pake otak mas, pakai iga mas?" tanya seorang ibu dari balik dapur.
"Engga usah otak bu, dagingnya aja"  gua menjawab,
"iya bu soalnya dia enggak punya otak bu." Adi nyeletuk dari belakang. Hari ini tidak ada habisnya kami tertawa, irul pesan soto kambing kuah susu, Adi sop iga, okky dari belakang muncul memesan soto ayam betawi. Kami serempak minum teh manis hangat. 36rb harus kami keluarkan untuk satu porsi sop kambing serta nasi dan minum, sedang soto ayam hanya 27rb. Gua mengambil nomor 24 untuk diletakkan di meja tapi irul protes jangan 24 gua disuruh cari nomor 21, tapi tak ada.
"Yaudah nomor 8 aja tuh." katanya kami langsung menuju meja, yang lain asyik melanjutkan cerita mulai dari masalah pekerjaan, wisuda, sampai percintaan, bukan hal tabu untuk kami bicarakan. Inilah teman tempat dimana kita sharing pendapat, mencari solusi dalam canda lalu hilang beban dalam hati.
Selesai makan waktu menunjukkan jam 17:57, sudah masuk maghrib. Gua mengajak Adi untuk shalat juga okky, kami memakai celana dibawah dengkul sedikit tapi di mushola seingat gua ada sarung yang disediakan.
Rasa resah sering menyelimuti hati gua jika belum shalat kemudian tetap melanjutkan kegiatan, begitu juga dengan teman-teman lain. Kami shalat maghrib berjamaah, baru kembali ke bioskop dengan rasa tenang karena sudah shalat. Tepat waktu film belum dimulai masih iklan-iklan sponsorship saja.
Sepanjang pemutaran film semua penonton didalam bioskop tertawa riuh menyaksikan film komedi legend ini meskipun tidak selucu film terdahulunya, tapi ada aura segar dengan pemeran baru, luar biasa. Film ini sukses mengocok perut kami sepanjang penayangannya. Jadi bagi penikmat film mari tonton karya luar biasa anak bangsa ini, jikapun tidak lucu menurut kalian tanamkan kebanggaan jika mereka telah berkarya secara maksimal.
Hujan deras sempat datang, tapi kala kami pulang sudah berhenti hanya tersisa dingin-dingin sejuk hujan yang disertai hembusan angin malam, kami pulang dengan tubuh lelah dan bahagia tersembunyi. Adi dan badri turun duluan di pasar cibinong mereka akan menggunakan Aplikasi ojek online, gua turun didepan kostrad untuk pulang kerumah gua juga menggunakan ojek online yang cukup murah cuma 5rb rupiah untuk sampai ke counter abang gua yang berjarak sekitar 2-3 kilo dari sini. Tapi gua tetap membayar 10rb untuk menghargai aplikasi karya anak bangsa ini.
Baru sampai kak wahyudi, kak kholik, dan afwan silih berganti menelpon gua via whatsapp. Mereka sedang kumpul di rumah kak Awi di grand depok city setelah nobar pertandingan big macth premier league derby manchester antara manchester united versus menchester city. Disana sudah ada kak kholik, afwan, kak wahyudi, kak saturi, dan gading, mereka berangkat dari jakarta untuk kumpul didepok. Meskipun lelah rasanya gua ingin kumpul bersama mereka, karena kami akan menghabiskan malam dengan beberapa kesenangan yang mungkin sia-sia, biasanya jika sudah kumpul kami akan maen playstation bola dilaptop kemudian nonton bola yang tidak ada habisnya sepanjang malam, serta bagi mereka yang bt ada permainan gaplek yang menyenangkan hanya untuk iseng menunggu siaran bola.
Tubuh yang lelah dan kotor harus dibersihkan dulu, setelah mandi nanti baru gua akan berangkat kumpul dengan mereka. Gua langsung menuju kamar mandi, dan bersalin pakaian. Ternyata setelah mandi hujan deras kembali mengguyur depok, gua mengambil wudhu lalu shalat isya. Jika setelah shalat reda gua berangkat jika tidak gua tetap dirumah untuk. Mengistirahatkan tubub yang lelah seharian berjalan-jalan.
Selesai shalat hujan belum berhenti, kios sudah tutup gua mengambil handphone. Membaca whatsapp di grup jungleland, beberapa sudah share photo jalan-jalan tadi dengan beberapa coment dari yang lain, ucapan kepuasan dsn terimakasih atas kebersamaan hari ini. Mereka yang teman-teman yang hebat lebih memilih persahabatan dan mengenyampingkan beberapa kepentingan lain untuk moment yang tidak setiap waktu ini. Ada juga whatsapp kak wahyudi menanyakan posisi gua, dan beberap whatsapp lainnya. Gua meletakkan handphone lalu menyalakan tv berharap ada pertanding arsenal versus soton disiarkan. Ternyata pertandingan boro versus crystal palace yang disiarkan. Okelah gua cukup melihat hasil dari livescore untuk pertandingan klub favorit gua. Score 1-1, buat gua kecewa sampai menit 90, gua ingin memejamkan mata tapi kantuk belum datang, saat gua livescore lagi full time arsenal menang 2-1, beruntung dimenit akhir injury time arsenal dapat penalti karena giroud dijatuhkan dikotak terlarang dan cazorla sukses menuntaskan tugasnya. Lengkap sudah kebahagiaan hari ini gua memindahkan chanel ke pertandingan liverpool melawan leicester. Kemudian mata tertutup. Terimakasih 7 teman yang rela menghabiskan waktu bersama, berleha-leha dalam kesenangan yang menegangkan hari ini. Tua nanti kita akan melemparkab cerita ini pda sebuah kenangan yang biar didengar oleh anak cucu kita. Gua bahagia.

Komentar

Postingan Populer