Sumedang Part 4: Wisata Keluarga Kampung Toga
Matahari sudah mulai menunjukkan dirinya, masih diatas bumi sumedang satu wilayah luar biasa. Ada banyak keindahan yang bisa buat kita terbuai dengan wilayah pegunungan yang menawarkan keindahan. Terik sinar matahari jelas terasa, Honda City yang dikendarai kak wahyudi meluncur kencang. Kami berhenti di sebuah tempat penjualan pakan kucing dan burung. Kak Wahyudi membeli 1 karung pakan kucing dan sebungkus pakan burung. Mobil kembali melaju, gua tak tahu kemana mengarah,
"nah ting, ini bukit tempat cut nyak dien diasingin sampai meninggal. Disini juga makamnya, kalau mau wisata sejarah disini tempatnya." Seolah guide kak Wahyudi menjelaskan.
"Paralayang yang keliatan dari sana tadi, disini tempat mereka latian dikampung nenek, kampung toga." Istri kak Wahyudi melanjutkan. Iya sejak tadi gua memperhatikan para penerjun silih berganti menerbangkan paralayangnya. Kami berhenti pada sebuah tempat makan pada tiap sisinya terdapat pemandangan hijau persawahan.
"makan dulu ting, terserah pesen apa." Kami berhenti pada sebuah warung bakso dan mie ayam.
"mas saya mie ayam pakai bakso yang kecil-kecil ya." Gua tidak suka bakso besar, yang lain juga pesan menu yang sama. Icha hanya pesan-pesan saja tapi mie ayamnya tidak dimakan.
Setelah makan siang dan bersantai sesaat, kami melanjutkan perjalanan. Masuk kelingkungan komplek dengan yang menarik, penggabungan antara alam dan kemewahan dibagian depan bertuliskan 'Kampung Toga'. Jalan yang menanjak, sisi kiri dihiasi tebing sisi kanan dihiasi banyak villa dengan berbagai bentuk menarik.
Tujuan kami bukan berwisata menikmati kampung toga, tapi pergi kerumah nenek dari istri kak wahyudi yang kebetulan berada di tempat ini. Tidak ada habisnya gua mengatakan jika alam dilokasi ini sangat luar biasa. Mobil diparkir pada sebuah tanah lapang, kami masih berjalan agak ke dalam. Sebuah bangunan menarik, rumah panggung dengan anyaman bambu khas sunda. Rumah dari anyaman bambu ini bagian bawahnya digunakan untuk memelihara ayam. Jadi bagian tak terpakai dari rumah ini juga bisa dimanfaatkan sebagai kandang. Setibanya didalam rumah, gua langsung rebahan di atas anyaman bambu yang dari celah-celahnya mengalir udara. Angin sepoi-sepoi ditengah hari terik memberi ketenangan yang berbeda.
"dicoba dulu om kiting, enak nih." Istri kak Wahyudi menyuguhkan sebuah kotak. Gua membukanya.
"Enak itu om. Basreng disana ga adakan." ucapnya lagi. Gua membuka kotak, kemarin gua sempat mencicipi basreng di gunung gede. Perbedaannya basreng disana utuh sedangkan basreng kali ini lebih menarik. Basreng sudah dipotong menjadi bagian-bagian kecil tipis-tipis seperti keripik pisang lalu di bagian atasnya ada taburan bumbu pedas. Iya basrengnya beda, ketika dibuat dalam bentuk seperti ini. Satu kotak kecil gua habiskan sendiri.
Ternyata nenek sedang kesawah hanya tinggal kakek, mereka asyik berbincang dalam bahasa sunda gua hanya mengerti sedikit. Beberapa jam kami disini kemudian kami kembali. Ditengah jalan pulang gua melihat jelas orang-orang yang sedang berlatih paralayang, mereka berputar-putar diudara, menyenangkan bisa terbang bebas. Bahkan kalau tidak salah lokasi ini akan digunakan untuk PON jawa barat tahun ini.
Hanya perlu 30 menit dari kampung Toga untuk sampai kerumah. Sesampai dirumah gua langsung menuju kasur empuk. Merebahkan badan lalu terlelap.
"ting bangun, bangun ting. Ayo ngeliwet dulu." selama disini tidur jam berapa pun selalu terasa nikmat dan nyenyak. Mata dengan mudahnya terpejam, ini kenyamanan namanya. Gua ke kamar mandi mencuci muka agar segar kembali, nyawa rasanya sulit menyatu.
"Ayo om, rame-rame kesini." ajak ibu mertua kak Wahyudi. Jadi ini yang namanya ngeliwet, gua mendapatkan penjelasan cara pembuatannya. Proses memasak sama dengan nasi biasa hanya saja air yang digunakan lebih banyak serta dalam proses memasak ditambahkan bawang, garam, daun sereh, daun salam, sedikit gula, nasi liwet kali ini ditambahkan dengan sayur-sayuran dalam proses memasaknya. Ada juga yang menggunakan ikan teri yang membuat rasanya lebih bervariasi.
Nasi dihidangkan diatas daun pisang memanjang, gua, kedua mertua kak wahyudi, istri serta adik ipar kak wahyudi, icha kami mengambil posisi untuk menikmati hidangan sore ini. Ikan asin, telir dadar serta lalapan mentimun dan kol jadi teman untuk menyantap nasi liwet. Sambal yang jadi penyemangat juga membuat gua sulit berhenti menyuapkan nasi liwet kedalam mulut, walau perut sudah mulai kenyang.
Teh hangat kembali jadi teman senja yang tepat selain untuk pagi hari. Malam nanti rencana kami akan kembali ke jakarta, gua akan merindukan tempat ini, suasana ini. Menyenangkan berada ditempat ini, sumedang ada banyak tempat wisata yang sebenarnya bisa dikunjungi terutama Waduk Jatigede, waduk luas yang menawarkan pemandangan eksotik bagi para pengunjungnya. Gua juga tidak sempat datang ke sirkuit sepeda tempat para atlet latihan sepeda.
"sirkuit itu pernah didatangi MENPORA Imam Nachrawi, dia sempat berkunjung kesana. Atlet yang latian disana sepedanya keren-keren. Tapi sayang akses jalannya tidak diperbaiki padahal sudah dikunjungi MENPORA, seandainya diperbaiki ramai tempat ini" Kak Wahyudi mengenalkan gua pada sirkuit itu. Ada sedikit rasa penasaran tapi sudahlah malam mulai menjelang lain kali gua akan mampir.
Gua menyalakan TV ada pertandingan indonesia U-19 AFF Champions melawan timnas U-19 Thailand. Dua goal cepat indonesia membuat Thailand harus mengakui kekalahan di babak pertama dalam pertandingan yang dilaksanakan di vietnam yangbbertugas sebagai tuan rumah. Pertandingan diguyur hujan deras, membuat kedua tim kesulitan mengatur alur Bola. Diakhir babak pertama indonesia kecolongan Goal pemain pengganti Thailand bernomor punggung 35, score menjadi 2-1.
Babak kedua berjalan, indonesia kembali dikagetkan dengan goal cepat thailand do awal babak kedua untuk menyamakan kedudukan. Gua sangat kecewa, permainan Thailand terus berkembang, cara passing, dribbling, umpan panjang, umpan silang mereka begitu akurat. Mereka juga kuat dalam penguasaan bola, lapangan yang telah mengering menunjukkan perbedaan kualitas permainan dari kedua tim. Permainan cantik Thailand mendapatkan hasil kala kapten Tim Thailand dengan cantik mencongkel bola yang tidak bisa dihalau kiper juga para Bek timnas U-19 indonesia. Sampai akhir pertandingan score tidak berubah walau indonesia punya banyak peluang. Gua kecewa, lebih baik memejamkan mata. Selamat malam Sumedang!
NB:
*basreng = Bakso Goreng
*basreng = Bakso Goreng
Komentar
Posting Komentar