Berburu Oleh-oleh di Bugis Street


Setelah hati merasa tenang baru kami kembali menuju Bugis Street, dulu pertama kali mendengar nama Bugis Street yang terbersit adalah para penduduk sekitar merupakan orang-orang Bugis yang berasal dari Sulawesi ketika tiba dan melihat langsung bayangan Cuma jadi bayangan, perkiraan Cuma tinggal perkiraan. Jauh api daripada pangganglah pokoknya, sampai tercengang melihatnya, karena harapan berjumpa orang Bugis yang terlalu tinggi.

https://blog.airpaz.com/id/10-rekomendasi-tempat-belanja-murah-di-singapore/
Saatnya menghabiskan waktu yang tersisa menjadi makanan yang bisa mengganjal perut. Ada banyak menu pilihan tapi Cuma sate udang saja yang membuat Om tertarik, serta segelas es sirup lagi. Setelah itu menuju tempat oleh-oleh karena di Melaka sebagian belanjaan hilang, jadi gantinya disini. Om membeli gantungan kunci yang lebih banyak untuk dibagikan sebagai oleh-oleh Cuma ini dana yang sanggup kantung gelontorkan, kere amat. Emang hehe...

Kami menuju ke tukang buah, akan mencoba duren Singapore rasanya beda enggak? Kali ini kawan Om yang traktir dia mulai melemparkan pertanyaan pada si pedagang etnis Tionghoa dengan bahasa Inggris secukupnya. How Much? Dan sebagai macamnya eh ketika ada orang Melayu lainnya datang, dia jawab pakai bahasa Melayu juga. Ngapain dari tadi kami berusaha berbahasa Inggris kalau tahu ceritanya begini, akhirnya karena kesal tetap beli duren, makan kulitnya, buang isinya. Hehe Becanda, kawan ini bikin rusak suasana saja. Untung ditraktir jadi lanjut saja.

Setelah itu Om hanya menemani kawan-kawan beli oleh-oleh coklat, dan berbagai pernak-pernik menarik lain dari Mangga Dua-nya Singapore. Disini kamu bisa menemukan segalanya asal punya mata yang jeli dalam menilai kualitas. Jika punya banyak waktu kamu bisa berburu dari jam 11 siang hingga 10 malam, silakan berburu beraneragam oleh-oleh coklat, jam tangan, gantungan kunci, beranekaragam makanan ringan, bahkan sampai cemilan-cemilan.


Komentar

Postingan Populer