Masjid Raya Baiturrahman: Simbol Agama, Budaya, dan Nasionalisme Rakyat Aceh

luar biasa


Mengulas Masjid Raya Baiturrahman benar-benar membuat OmKribo, ingin menuliskannya secara mendetail. Ini bukan sekedar masjid keberadaannya di pusat kota Banda Aceh menjadi pusat peradaban tumbuh. Inilah sebuah persembahan dari seorang sultan untuk agamanya. Sultan Iskandar Muda Mahkota Alam membangun masjid Baiturrahman pada 1612M.
masjid raya baiturrahman


Bangunlah tempat ibadah lebih megah dari istanamu, mungkin demikianlah yang ingin sultan katakan dengan bangunan indah nan megah yang mirip dengan Taj Mahal di India ini kepada rakyatnya.

teduhnya halaman masjid

Masjid Baiturrahman yang menjadi saksi betapa gagah dan berani masyarakat Aceh berjuang mempertahankan kedaulatan negeri dan kerajaannya. Meskipun sempat diberangus oleh Belanda kemudian dibangun kembali menjadi lebih megah karena tidak sanggup menghadapi amarah rakyat Aceh yang pada masalalu hampir 100% muslim. Om mencoba berdiri dan berusaha mendengarkan kobaran semangat Cut Nyak Dien yang dengan lantang berteriak ketika masjid ini terbakar,

payung

 “Wahai sekalian mukmin yang bernama orang Aceh! Lihatlah! Saksikan sendiri dengan matamu! Masjid kita dibakarnya! Mereka menentang Allah Subhanahuwataala! Tempatmu beribadah dibinasakannya! Nama Allah dicemarkannya! Camkanlah itu! Janganlah kita melupakan budi si kafir yang serupa itu! Masih adakah orang Aceh yang suka mengampuni dosa si kafir yang serupa itu? Masih adakah orang Aceh yang suka menjadi budak kafir Belanda?” (Szekely Lulofs, 1951:59).
payung yang menambah teduh


Kini bangunan yang merupakan salah satu masjid terindah di indonesia karena ukiran arsitekturnya yang luar biasa. Kamu akan merasa sedang berada di India ketika berada dibagian depan masjid, berpindah pada sisi halaman yang luas, Om sempat berbaring lalu tengoklah kebagian atas payung yang masih dalam tahap penyelesaian pengerjaannya ini semakin menambah ke absahan julukan Aceh sebagai kota Serambi Mekah. Halaman yang luas menjadi tempat berlarian anak-anak juga peristirahatan yang tepat untuk para pelancong ditambah kini sudah terdapat payung yang menambah sejuknya masjid.

bagian dalam masjid

Bangunan seluas kurang lebih 4 hektare ini tetap berdiri kokoh meskipun Tsunami 2004 menghantam Banda Aceh, Bangunan ini juga menjadi tempat evakuasi para korban bencana. Bergetar hati rasanya ketika membaca sejarah dan perjalanan yang telah dilalui oleh Masjid Baiturrahman, sejak jaman kerajaan, penjajahan, hingga bencana yang menghantamnya hingga kini dia tetap kokoh bahkan semakin cantik, indah, dan teduh. Kini Masjid Raya Baiturrahman masih tetap berdiri menjadi simbol agama, budaya, semangat, kekuatan, perjuangan dan nasionalisme rakyat Aceh.

setiap hari adalah travelling

Adzan Ashar berkumandang, Om masuk ke bagian basement yang menjadi tempat wudhu setelah renovasi. Kebersihan terjaga dengan baik, kenyamanan pengunjung dan jama’ah terawat, toilet, dan semua aspek di tempat wudhu yang sudah lebih luas dari pertama kali OmKribo datang membuat semakin terkagum-kagum. Semua telah berubah menjadi lebih baik.

Selesai shalat kamu harus tahu, hampir setiap waktu selesai shalat kotak amal selalu dijalankan agar kita para jama’ah senantiasa diingatkan penting sedekah karena di sebagian harta kita terdapat sebagian kecil hak orang lain. Selamat berkunjung dan tumbuhkan rasa cintamu untuk semakin taat beribadah. Salam Kribo...


Komentar

Postingan Populer