Siapa Mohammed Salleh Eussoof Angullia?
Bersandar di bangku bus setelah
seharian berkeliling, serta semberiwing hembusan AC lumayan membuat tubuh rehat
sejenak. Ada beberapa orang yang belum kembali dan terpisah dari rombongan
tour, laju kami terhambat. Matahari sudah mulai tenggelam, suara adzan maghrib
terdengar sayup-sayup dari dalam bus. Kawan Om mengeryitkan bahu sebagai
pertanda agar keluar izin sebentar untuk shalat selagi masih ada waktu luang.
Tidak mudah meluangkan waktu
untuk shalat jika dalam perjalanan seperti ini, padahal itu yang lebih penting
dari semua perjalanan ini. Namanya tour jadi kita harus mengikuti jadwal yang
sudah disediakan oleh panitia itulah mengapa kita tidak bebas bergerak. Ketika turun
lalu melihat bangunannya kemudian masuk ke tempat wudhu, ramai sekali
wajah-wajah India mendominasi. Timbul tanya dalam hati tapi bukan waktunya
untuk bertanya, sebentar lagi akan Iqamah.
Bersyukurnya bisa menikmati
perjalanan ini, karena kemanapun menginjakkan kaki ada sejarah yang bisa di
gali, tanah bangunan ini menjadi saksi kedermawanannya seorang Pedagang dari
Gujarat, India yang namanya digunakan sebagai nama masjid Angullia, yaitu Mohammed
Salleh Eussoof Angullia.
https://cinsomniac23.wordpress.com/tag/little-india/ |
Entah mengapa rasanya Om mengajak
semua orang
yang sedang duduk berdzikir di lantai masjid ini untuk mendo’akan
sang dermawan yang mewakafkan tanah ini. Jika bukan karena dirinya kami tidak
akan dipertemukan ditempat ini, pada shalat maghrib berjamaah yang menenangkan.
Masjid ini juga merupakan tumpuan bagi para pekerja dari India dan Bangladesh
yang mayoritas muslim juga markaz untuk jemaah Tabligh yang berkumpul tiap
malam Jum’at, tempat ini jadi tempat para penganut mazhab Hanafi di Negeri
Singa.
Om mulai berandai-andai berapa
banyak masjid lagi yang bisa Om kunjungi pada sisa usia untuk mengulas balik
sejarah dan siapa pendirinya. Selalu menyenangkan bersyukur dengan apa yang Om
jumpai berkah dari para pendahulu yang taat pada Allah.
Sama sekali tidak merasa asing
ketika menjadi orang melayu di antara orang-orang india dan Bangladesh yang
memenuhi shaf-shaf masjid. Malah menjadi suatu kebanggaan bisa melihat Islam di
negeri orang dan mereka juga tidak memandang kami berbeda karena satu dalam
agama yang sama yaitu naungan Islam.
Ayo broh, semangat pergi temani
sejarah bercerita karena dari sana kita akan mendapatkan banyak kenangan. Mainlah
sejauh yang kau mampu sebagai sarana mencari ilmu, salam Kribo....
Komentar
Posting Komentar